“Woww,,kerenn banget nih anak…”ucapku
takjub sambil melihat profile si pembuat novel cilik tersebut,aku terus
membaca profilenya sampai tuntas”udah bikin novel dari kelas 4SD dan
sekarang udah 5 novel yang dia terbitkan,,wonderfull…”
“aelahh,,apa menariknya
sih,profile bocah ingusan yang baru buat 5 novel ajah
dibanggain,mending ini nih,,,”kata ichi,sahabatku,sambil menunjukan
profile artis korea yang lagi naik daun,dari nadanya terdengar
meremehkan si novelis cilik yang profilenya lagi aku baca dan aku
puji-puji *hehh,,sial banget sih diremehin gitu* aku yang mendengarnya
jadi kesal,seenaknya dia ngomong begitu,emang ichi kalau udah
ngomong,apa lagi sama hal yang dia tidak suka,suka nyakitin
banget,bikin orang pingin plester mulutnya.
“heh??jangan remehin gitu
dong,lo sama dia juga masih unggulan si novelis cilik ini,lah,,lo emang
punya apa yang bisa dibanggain”kataku membalas perkataannya ,yang nggak
jauh lebih nyakitin,mata ichi langsung melotot,aku balas dengan
tatapanku yang lebih tajam.
“ahh,,nggak mau rebut gue sama
lo cha,kalau udah begini,,gue ngalah..”kata ichi akhirnya nyerah,kalah
juga dia akhirnya,maklum maybe dia takut kalau aku bakal kabur
ninggalin dia,karena Cuma aku sahabat satu-satunya yang mau main sama
dia,kalau teman yang lainnya mungkin pada takut atau gimana gitu,karena
menurut mereka,ichi tuh nyebelin,judes,kalau ngomong nyakitin dan
jutex,tapi aku nggak pernah ngerasa dia seperti itu,mungkin terkadang
seperti itu.
Sampai rumah,aku langsung
merebahkan tubuhku diranjang,dan terus kepikiran sama si novelis cilik
tersebut,aku jadi termotivasi untuk seperti dia,aku bangkit dari
ranjangku,dan langsung menyalakan komputerku,kemudian aku embuka
dokumen pribadiku*arsip chasha*,aku melihat hampir 20 dokumen cerpen
karyaku,dan belom ada sama sekali yang aku coba untuk kukirimkan ke
media cetak,semua cerpenku telah dinilai oleh bunda,ayah,kak tari,dan
beberapa sahabatku yang main kerumahku,mereka menilai,cerpenku
bagus,menarik,judulny monoton,mereka juga menyuruh aku untuk
mengirimkan karyaku kemedia cetak.
“Lumayan cha,kan bisa dapet honor tuh kalu cerpen lo dimuat…”celetuk anggi,sewaktu ia bermain dirumahku.
“iya cha,mimpi lo dari dulukan mau jadi penulis terkenal,dan inilah saatnya lo wujudin mimpi lo..”timpal pasha.
Tapi entah kenapa aku belom
punya keberanian untuk mempublikasikan semua cerpen karyaku,takut nggak
diterima,atau nanti malah dikomen sama pembaca ceritanya
lebay,norak,monoton,nggak jelas,nggak sealur,tokohnya terlalu dikit,dan
sebagainya,,ah ..semua komentar itu berkelebat dipikiranku,mebuat
semangatku turun,aku langsung menutup kembali dokumenku dan mematikan
computer,dan lebih memilih tidur siang.
Hari ini aku akan pergi ke
kantor pos untuk mengirimkancerpen hasil karyaku pribadi,dengan
dianterin pasha,Pasha sahabat cowoku,dia sahabat keduaku setelah
ichi.dia setia,dia selalu mau menemaniku kemanapun aku pergi,dia siap
mebantuku.
Hatiku deg-degan ketika akan memasukkan cerpenku ke dalam kotak pos,aku sampai ragu,sejujurnya keberanianku belum terkumpul.
“Udah masukin ajah,cha..”kata Pasha dibelakangku
Aku menarik kembali amplop yang erisi 7lembar cerpen karyaku”gue takut sya..”
“Kenapa harus takut cha???”Tanya Pasha mendekatiku
“gue takut cerpen gue ga
diterima,gue taku cerpen gue dianggap norak,gue taku cerpen
gue…”tiba-tiba omongan gue dipotong sama Pasha,jari telunjuk pasha
mendekati bibirku.
“ssstt…udah cha,lo harus
optimis ya,soal komentar pembaca or diterimanya atau nggak cerpen
lo,itu urusan nanti,,yang penting lo udah berusaha,ayo cha,,wujudin
mimpi lo selama ini,lo nggak perlu mengejar mimpi itu lagi,karena
sekarang kesempatan itu udah ada dihadapan lo,mimpi lo bakal terwujud
chaa…”kata Pasha lembut,bahasa perkataannya membuat semangatku
bangkit,tanpa ragu aku langsung memasukannya ke kotak pos,dan pulang.
Hari demi hari aku laluin
dengan perasaan dagdigdug menanti kabar diterima atau tidaknya
cerpenku,sungguh penantian yang buat hatiku dag..dig..dug,ini udah hari
ke3,tapi belom ada kabar sama sekali soal cerpenku yang aku sumbangkan
kepada salah satu media cetak remaja terkenal,ya tuhan..mungkin
cerpenku tidak diterima..aku pasrah sajah kepadamu,,,
“Chaaa……”seseorang bersuara
dari ruang tengah dengan teriakannya yang memnuhi seisi ruangan
ini,rupanya suara bunda,ia berlari ke arahku,sambil menunjukkan
sesuatu”Cha,,liat ini chaa….”
Perhatianku langsung terarah
pada sesuatu yang bunda tunjukan pdaku,ternyata Cuma duit blanja yang
ayah berikan pada bunda,terus apa menariknya,kenapa bunda segitu
histerisnya menerima duit belanja yang berjumlah 300ribu itu,bukannya
udah biasa??aku tak memperdulikan uang tersebut,huhh..bunda bikin aku
kaget sajah.
Bunda menggoyang-goyangkan
tubuhku,dan memelukku dan terharu,sambil berucap”terima kasih
tuhan…”bunda memelukku makin erat,aku makin bingung dan nggak ngerti
sama bunda yang tiba-tiba seperti ini,aku menatap kak.Tri yang lagi
nonton tv,sambil mengisyaratkan kepada kakak perempuanku yang cantik
itu*bunda-kenapa-sih?*,kak Tari Cuma mengangkat bahunya,dan justru
melanjutkan acara nonton tv’nya.
Lalu aku beranikan untuk
mencoba melepas pelukan bunda,yang belum aku mngerti
maksudnya”bunda,,akk..u sesek nih…”kataku suaraku terdengar setengah
sesak,setelah aku berhasil melepas pelukan maut bunda,aku langsung
bertanya”bunda sebenarnya ada apa sih sama uang belanja yang ayah kasih
buat bunda?”
Bunda langsung terkejut mendengar pertanyaanku,dan ia menatapku”hah??uang belanja..??”
“Iya,,itu tadi bunda ngapain nunjukin uang belanja yang ayah kasih,terus jadi teriak histeris gtu?”tanyaku masih penuh Tanya.
Nggak lama bunda tertawa mendengar ucapanku”kamu tuh polos banget sih sayang,,ngapain juga bunda nujukin uang belanja,,”
“lah,,itu tadi uang apa?”kataku masih penuh Tanya dengan gaya orang bodoh.
Bunda tersenyum,lalu
membelaiku”chasha sayang,anak bunda,,selamat yah,,kamu,,,”suara bunda
terdengar menahan air mata yang akan mulai membasahi pipinya lagi,dan
bunda mulai berbicara kembali”cerpen kamu berhasil dipublikasikan
dimedia cetak,dan ini honor kamu..”
Hah,,nggak salah denger nih
aku,apa yang tadi barusan bunda ucapkan??cerpenku berhasil
dipublikasikan,dan uang 300ribu,honorku??subhanallah,,aku langsumg
menjatuhkan jidatku kelantai .
Tiba-tiba saja ..GEDEBUUKKK…!!!
Aku langsung tersadar,dan
merasakan diriku terjtuh,rupanya benar aku terjatuh dari tempat
tidurku,jadi yang tadi itu hanya mimpi?ya tuhan,,aku bner-bener harus
mengejar mimpi itu lagi,ku kira sudah ku dapatkan.
Aku langsung bangkit dari
lantai tersebut,dan aku lirik jam dinding di kamarku,jam telah
menunjukkan pukul 06.00,,aku segera bangkit dan bergegas mandi.
Setelah mandi,aku langsung
menyalakan computer,aku berniat untuk print cerpenku,sepenggal
kata-kata Pasha dalam mimpi masih teringat dalam otakku* ssstt…udah
cha,lo harus optimis ya,soal komentar pembaca or diterimanya atau nggak
cerpen lo,itu urusan nanti,,yang penting lo udah berusaha,ayo
cha,,wujudin mimpi lo selama ini,lo nggak perlu mengejar mimpi itu
lagi,karena sekarang kesempatan itu udah ada dihadapan lo,mimpi lo
bakal terwujud chaa…*kata-kata itu mebuatku semngat,ditambah lagi
motivasi dari profile si novelis cilik tersebut,aku harus optimis,ini
saatnya aku wujudin mimpi aku,aku nggak boleh mnyerah sebelum
berperang,semuanya pasti ada hambatannya terlebiih dahuulu,mungkin saja
kegagalan,kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda,kalau untuk
kali ini aku gagal,aku bisa mncobanya dilain kesempatan.akhirny aku
mebulatkan tekadku dan mncetak hasil karyaku,dan besok aku akan
menyeret ichi dan Pasha buat nganterin aku ke kantor pos.
“ayolah,,anterin gue,,pliiss…”kataku memohon pada ichi,
“ogahh ahh…”kata Ichi ketus,sambil menggeleng mantap.ichi paling nggak suka kalau disuruh nganter2in.
huhh,,perlu jurusan supaya dia mau nganterin aku”pliss chi,,,nanti kalau gue dapet honor gue bagi dua deh…”
Ichi mulai tertarik dengan
jurusku barusan”bener nihh???”aku mengangguk,akhirnya diapun menerima
ajakanku,ichi bersedia mengantarku ke kantor pos*dasar matre…*ktaku
membatin.
Sekaraang saatnya aku mengajak
Pasha untuk mengantarkanku ke kantor pos,aku dan ichi segera
kekelasnya,kelas pasha berbeda denganku,saat aku dan ichi telah sampai
didepan kelasnya Pasha,entah kenapa aku nggak merasa hhawa keberadaan
pasha,tiba-tiba Wigo,teman sekelas Pasha,keluar kelas,tentu saja aku
langsung menghadangnya dan menanyakan soal pasha.
“Go…”panggilku,ia pun menghadap kkearahku
“Ada apa cha?nyari pasha
ya?pasha udah pulang duluan dari tadi,karena tadi dia ngeluh kepalanya
sakit,jadi dia pulang..”rupanya Wigo udah tau tujuanku,tapi ternyata
Pasha udah pulang karena sakit,jadi hari ini aku berangkat dengan ichi
sajah ke kantor pos,lalu aku pergi meninggalkan Wigo.
“makasih ya go..”ucapku sambil berlalu,Wigo hanya tersenyyum.
Aku langsung bergegas menuju
kantor pos,dengan motor Ichi,padahal hari sudah sore,hampir maghrib,aku
khawatir kalau nanti kantor posnya keburu tutup.
“cepetan dong,chii…”kataku
harap-harap cemas,gaya menyuruhku seperti seorang penumpang menyuruh si
tukang ojek untuk mempercepat kemudinya.
“iya,iya,,sabar cha,lo liat dong didepan,macet…”kata ichi setengah menoleh kearahku sambil tters mengklakson.
Tuhan,masih baik
kepadaku,beruntunglah aku sampai sana kantor pos belum tutup,meski
sudah nggak ada orang,hanya satpam yang lagi ngecek-ngecek keadaan
sekitar,aku langsung masuk nyelonong tanpa permisi,dan Ichi aku
tinggalkan diparkiran,tanpa piker panjang,aku langsung mengisi beberapa
data yang diberikan si mbak-mbak itu,setelah itu,aku menyerahkan
kembali,dan langsung masukin cerpenku ke kotak
pos,fuiihh,,lega,,*tinggal menanti hari esok sajah..
Ini udah hari ketiga setelah
aku mengirimkan cerpen kepada slah satu media cetak,tapi sampai saat
ini belum ada kabar apapun,setiap pulang sekolah dengan pertanyaan yang
sama ,aku selalu bertanya pada bunda atau kak tri dengan pertanyaan
yang sama”bun,,ada telfon buat aku nggak”atau”kak,ada telfon buat aku
nggak?”tetep ajah keduanya menjawab”Nggak..”huftt..aku mulai merasa
putus asa,mungkin cerpenku gagal dimuat,tapi ya sudahlah,aku
terima,dilain kesempatan pasti aku bisa.
Pulang sekolah,aku duduk
termenung didepan tv,sambil memikirkan ide untuk cerita cerpenku
selanjutnya,nggak lama dari ruang tengah terdengar suara deringan
telfon,dengan malas,aku bangkit dan mengangkatnya .
“hallo,,”kataku setelah mengangkat telfon tersebut
“Ya halloselamat siang,,apa benar ini rumah adik Rimarsya richa?”kata seseorang disana yang menyebutkan namaku.
“Ya benar ini saya sendiri..ehm,maav ini siapa dan ada apa?”
“saya Karin,dari redaksi
majalah teen,adik yang 3hari lalu mengirim cerpen berjudul Mengejar
mimpi ya?”kata seseorang yang ternyata dari redaksi,what??redaksi
majalah?dan dia menyebutkan cerpen kirimanku??,aku yang semula
malas,dan tidak bersemangat jadi semangat.
“iya benar..”kataku penuh semangat
“oh ya,selamat ya dik,cerpen
adik dimuat dimajalah kami,untuk honor telah saya kirimkan pada nomor
rekening yang adik kasih,adik bisa melihat crepen adik dimajalah teen
edisi 125 ya..”kata mbak Karin,,hah,benar nggak nyangka,kuucapkan
syukur dengan sujud,berharap bukan mimpi lagi,dan benar ini
nyata,akhirnya mimpiku terwujud sebagai penulis cerpen*ya
allah,terimakasih,engkau memang adil…*
***
Hari ini,dengan senyum aku
mengawali hari,lalu aku menghampiri kedua sahabatku,ichi dan
pasha,dengan full smile,ichi dan pasha saling menatap bingung melihat
sikapku hari ini.
“Cha,,lo kenapa sih?kog senyu-senyum gitu?”Tanya Pasha
“Lagi jatuh cinta kali”celetuk
ichi,aku tetap masa bodo nggak peduli,lalu aku menunjukkan majalah teen
edisi 125 yang aku bawa,keduanya tetap saling pandang bingung.
“Kenapa dengan majalah ini cha?”Tanya Pasha
“buka deh halaman fiction..”kataku masih sama dengan sambil senyum,lalu keduanya segera membuka halaman tersebut.
“Mengejar mimpi,bay Rimarsya
Richa..”kata Pasha sambil mebaca isi halaman tersebut,pashapun
tersenyum”wow,,jadi cerpen lo dimuat cha?”
Aku hanya mengangguk mantap
“waww,,keren,selamat ya cha,,,”kata pasha
“iya,makasih sya,ini juga berkat sran lo..”upss,,aku keceplosan.
“hah?saran?kapan gue ngasih lo saran cha?tanya Pasha bingung.
“uhmm,,uhmm,,dulu..mungkin lo udah lupa..”kataku sambil menghilangkan rasa gugupku menjawab pertanyaan Pasha.
“Ciee,,sarannya pasha masih diinget..”celetuk ichi usil
“Yee,,kan itu motivasi buat semangat…”kataku,Pasha yang berada disampingku hanya senyum.
“eh,mana janji lo,katanya ntar
gue mau dibagi honornya..”kata Ichi yang masih ingat janjiku saat
meminta dia untuk menemaniku kekantor pos.
“Iya..iya,,hari ini lo berdua sahabat gue,gue traktir di kedai pop ice depan sekolah nanti pulang,gimana?”
“okehh,,sip,,beli martabak juga ya..”kata ichi
“iyee…”kataku senyum.
Akhirnya,sekarang aku nggak
perlu mengejar mimpi itu lagi,sekarang mimpi itu telah nyata,terima
kasih tuhan,dan terimakasih untuk Pasha yang udah ngasih motivasi lewat
mimpi,Thanks=)
THE END